Waktu itu kutumpahkan air mata
ketika kau menyapa "mengapa"
kala itu hendak kusabung nyawa
ketika kau bertanya "untuk apa"
Mendengarmu, menatapmu dan merasamu,
memaksa waktu berhenti berputar
rintik hujan tertahan di udara
Air sungai berhenti mengalir
Kupu-kupu melayang membatu
Angin tak mampu berhembus syahdu
Hanya sebuah alunan misteri dari dalam hati
mengalunkan senandung cinta
menaburkan aroma berjuta bunga
membelai raga
membuai rasa
memanjakan sukma
Namun tak lama rasa itu berganti lara
sekarang yang tertinggal hanyalah nestapa
dan menyesak sebuah tanya "mengapa"