Dahulu sekali, ku tak pasti kapan dan di mana peristiwa ini terjadi...
ku seperti mengenal seorang lelaki.
Apakah ini nyata,
seingatku ia adalah lelaki pencari cintanya yang sejati.
Ia datang kepada malam,
Berlari kepada sang bulan,
Mencari di antara embun pagi,
dan tidak berhenti bahkan sampai dunia mimpi...
Semangatnya adalah semangat seorang lelaki
mendaki ribuan gunung dan jutaan lembah untuk terus mencari
Tangisannya adalah tangisan lelaki
ketika hatinya merintih demi seorang puteri
Dalam letihnya, tetap ia bersikap sebagai lelaki
yang kemudian tidak sabar menjatuhkan kepalanya di pangkuan seorang puteri
Ia terlihat sangat lelaki
yang tidak bisa menahan gemetar dalam buaian sang dewi
Ia berkata dalam isaknya: "Kamu adalah cinta sejati yang aku cari.
Tolong aku kaucintai. Jikalau kau bisa, cintailah aku sepenuh hati."
(Sejak saat itu, lelaki itu menghilang ditelan bumi.
Namun sesaat tadi, sekejap ku menangkap bayangnya dan dibiarkannya ku menatap matanya. Mata itu adalah mata lelaki
yang sudah menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada cinta sejatinya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar