Seperti biasa
setiap pagi ku sampai di sudut jalan ini
dan aku terbuai...
oleh manisnya aroma gula
yang diperas oleh mesin-mesin perkasa peninggalan Belanda
aku terbuai...
oleh cumbuan sepi yang sudah menjadi kekasihku sekian lama
aku terbuai...
oleh setiap khayalanku tentang nirwana
tanpa celoteh makhluk bernama manusia yang merasa dirinya bijak dalam balutan kata-kata
tanpa gangguan benda bernama telepon yang selalu minta dibanting saat ia berdering
tanpa tagihan bulanan yang datang bersama kurir yang sepertinya mengira segala umpatanku hanya akting belaka...
tanpa kejaran klien yang memaksaku begadang setiap malam karena merasa sudah membayar
tanpa televisi yang menertawakan orang gagap dalam opera van java
tanpa sule, tanpa gayus, tanpa sby,,,,,
Seperti biasa
aku berdiri di sudut jalan ini
sampai aku ejakulasi dibuai sepi
sampai terdengar jeritan sepeda kayuhku tanda ia selesai bercinta dengan rumput dalam balutan embun sebagai selimut
Kembali aku akan datang ke sini
lagi dan lagi...
kala aku dipanggil oleh pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar